Menyontek…. Kata itu bukanlah kata yang asing bagi kita. Apalagi bagi kita yang bergelut di dunia pendidikan. Menyontek sepertinya sudah menjadi kebiasaan sebagian pelajar mulai dari siswa SD sampai mahasiswa.
Pertama-tama kita perlu tahu dulu apa arti menyontek, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008) menyontek berasal dari kata sontek yang berarti melanggar, mencontoh, menggocoh yang artinya mengutip tulisan dan lain sebagainya. Menyontek dapat diartikan sebagai kegiatan, tindakan atau perbuatan yang menggunakan cara-cara yang tidak jujur atau curang untuk memalsukan hasil belajar dengan menggunakan bantuan atau memanfaatkan informasi dari luar secara tidak sah pada saat dilaksanakan tes dan evaluasi akademik untuk mencapai tujuan tertentu.
Banyak hal yang menyebabkan siswa menyontek, diantaranya adalah tekanan yang terlalu besar yang diberikan kepada “hasil studi” berupa angka dan nilai yang diperoleh siswa dalam tes, ada juga karena pendidikan moral yang kurang diterapkan dalam kehidupan siswa, dan penyebab yang dominan adalah rasa malas dalam diri siswa yang berakibat siswa ketinggalan menguasai pelajaran dan kurang bertanggung jawab sehingga menyontek.
Cara menyontek pun semakin lama semakin beragam dan canggih. Kalau di zaman dulu contekan hanya ditulis di kertas kecil atau dibuat coretan di atas meja, sekarang contekan bisa via HP.
Menyontek mempunyai dampak buruk bagi pelakunya. Dampak buruk ini ada yang langsung dirasakan akibatnya tapi juga dapat yang sifatnya jangka panjang. Dampak yang disebabkan oleh menyontek antara lain.
Dampak buruk menyontek lebih besar dari itu sebenarnya. Perilaku menyontek dengan segala dampak buruknya bisa menjadi kebiasaan di luar sekolah. Mereka akan menjadi orang yang malas, suka bohong, menghalalkan segala cara, tidak percaya diri dan menjadi contoh yang tidak baik.
“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan menghantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan menghantarkan pada surge. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat disisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan menghantarkan pada kejahatan dan kejahatan akan menghantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat disisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Muslim no. 2607)
Marilah kita hentikan kebiasaan menyontek dari sekarang, dimulai dari diri kita sendiri. Lebih baik mendapat nilai bagus dari hasil belajar sendiri, dari pada dapat nilai jelek hasil menyontek. Iya kan !
Untuk mencegah perilaku menyontek, ada kiat-kiat agar kita terhindar dari menyontek:
Jadi tidak ada alasan lagi untuk menyontek jika kita sudah melakukan kiat-kiat diatas. Percayalah pada diri sendiri dan jangan meremehkan dirimu sendiri.
Semoga bermanfaat.
Disusun : Suwarti,SE
Beri Komentar